Jumat, 24 April 2009

Elegi Manohara. Potret Indonesia dimata Malaysia.


Beberapa hari ini, berita entertaiment begitu penuh sesak dengan berita manohara. Hingga rasanya gatal juga jemari ingin menulis tentangnya.

Ada keraguan pertama kali ketika jemari ingin menyentuh keyboard. Jangan-jangan aku salah memprediksi. Aku takut menghakimi, walau hanya dalam tulisan. Tapi bukankah tulisan lebih tajam dari pedang paling tajam di dunia ( kata seorang Bloger ).

Jujur semula aku muak dengan berita ini. Tentang seorang gadis 15 tahun yang dinikahkan dengan seorang Pangeran negeri Jiran. Terbersit fikiran maruk akan orangtua manohara akan harta, hingga anak seusia itu rela ( ??? ) dinikahkan dengan seseorang yang usianya lebih tua. Motif apa lagi kalau bukan kemapanan, harta.

Tapi mencermati kelanjutan berita, okelah kalau kemapanan atau harta. Itu pasti sudah didapatkan. Yang jadi masalah sekarang kenapa hubungan ibu dan anak seakan sengaja di halang-halangi. Ada apa dibalik semua ini. Pasti ada yang disembunyikan tentu.

Bisa karena Manohara yang menurut pengakuan ibunya merasa di aniaya hak-haknya, bahkan ada berita disilet. Atau pelecehan seksual yang dilakukan sang Pangeran hingga seorang DR. Naek L. Tobing-pun angkat bicara. Itu mungkin, hingga ada kekwatiran yang sangat besar bila Manohara bertemu dengan ibunya maka aib itu akan terkuak dan tercorenglah nama baik Kerajaan Diraja Malaysia.

Atau bahkan bisa saja maruknya Sang ibu hingga ada berita tentang permintaan sebuah Apartemen dan Mobil mewah sebagai syarat kembalinya manohara ketika pernah terjadi pertengkaran kecil yang berujung berangkat Umrohnya mereka sekeluarga. Mungkin Keluarga kerajaan sudah terlalu muak dengan kemarukan ini hingga mencegah bertemunya ibu dan anak.

Itu kemungkinan diatas sejuta kemungkinan. Yang membuatku tak habis fikir dan terbakar Emosi adalah, tanggapan Keluarga Kerajaan atas peristiwa ini.

Setelah dengan seriusnya keluarga Manohara di Indonesia dengan melibatkan Lembaga Advokasi dan Instansi terkait. Mereka hanya menjawab lewat orang-orang yang tak berkompeten. Pertama muncul seorang sahabat sang Pangeran dari Jambi. Itu tak mengapa.

Tapi terakhir, Seorang wanita Indonesia yang menjadi Pembantu di sana diutus menjadi duta untuk menyelesaikan masalah seserius ini. Dagelan macam apa ini. Sedetik ada rasa bangga, Wah Pembantu jadi Duta. Tapi sedetik kemudian Amarah membara. Sekecil itukah Malaysia memandang Indonesia. Hingga untuk masalah seserius ini hanya Pembantu yang mereka kirim.

Ini adalah Pelecehan Bangsa. Setelah berbagai tindakan mereka atas berjuta TKI dan TKW kini Manohara bukti nyata arogansi Malaysia atas Indonesia. Lalu apa tindakan Kita???.

8 komentar:

none mengatakan...

selalu ada pemberitaan gitu tentang TKW kita di luar negri. Sayangnya hukum kita tidak berlaku di negara lain. kalah kuat pak.

attayaya mengatakan...

nasib bangsa ini
selalu dilecehkan
pemimpinnya sibuk sama diri sendiri
pelecehan pun terabaikan

FATAMORGANA mengatakan...

Mungkin begitulah nasib perempuan sering dilecehkan. Ada bait lagu dari Indonesia "Ditakdirkan wanita di jajah pria"

buwel mengatakan...

Duuuh indonesiaku
Kuatlah selalu

ana mengatakan...

Kenapa yah Pak, kasus rumah tangga tapi, bisa jadi kasus negara? saya sih sudah eneg ngelihatnya. Kasus TKW banyak bermunculan dan mereka betul2 membutuhkan bantuan tapi, sangat sedikit sekali yang membantu. Tiada para hecker, tiada advokasi hukum. Tapi, yang masalah keluarga pribadi, malah di gede2in. Maaf kalau ada yang salah.

Admin mengatakan...

@Henny Y.Prasetya : Padahal dulu kita disegani loh. Kenapa ya ?
@attayaya : Betul tuh.
@Bang Kumis : Tapi yang sering, si Pria nanti juga keok di kerlingan wanita. Hiksss
@buwel : Berdoa yuk.
@ana : Sangat betul koq, hanya ini sebagai moment. Karena yang disangkakan menganiaya Sang Sultan. Ini cerminan dari mereka ( katanya ). Moga aja salah.

lis mengatakan...

hmm saya sangat muak sekali dengan tindakan malaysia melecehkan indonesia ckckckck

dodihasan mengatakan...

selamat datang kembali manoharaa