
Matinya Perubahan. Mencoba melihat, mencermati dan mendalami peristiwa yang terjadi belakangan ini. Terutama kasus Antasari.
Masih ingat MUNIR. Sosok ringkih untuk rata-rata orang Arab. Yang dengan lantang memperjuangkan Hak atas terjadinya Kekerasan terhadap warga ( aktivis ) indonesia oleh penguasa. Atau MARSINAH, wanita berhati baja yang dengan nyawanya ia perjuangkan hak buruh di negeri ini. Dan, tentu belum lupa diri kita akan para Tokoh Petisi 50.
Untuk kelas dunia tentu kita tahu Martin Luther King, Abraham Lincoln dan Gandhi. Mereka semua mati ditembak. Nyawa dan kebebasan taruhannya untuk sebuah Perubahan. Mereka adalah Martir Perubahan, AGENT OF CHANGE.
Kembali ke masalah yang sementara ini sedang melanda negeri ini. Di mana Reformasi yang dengan gegap gempita diusung memakan korban tak sedikit. Tragedi Trisakti, juga Tragedi Semanggi. Itu belum korban yang berjatuhan dalam Mei kelabu. Harta, benda bahkan Nyawa mereka korbankan, untuk Perubahan.
Lalu berhasilkah. Ternyata belum. Masih terlalu sedikit perubahan itu mengena, dan begitu banyak sisi-sisi kehidupan di Negeri ini yang harus dirubah. Memang nyata terlihat, walau Reformasi telah betgulir, Korupsi masih marak terjadi. Bahkan bukan ditingkat pusat saja, dengan Otonomi Daerah Korupsi merajalela hingga kepelosok negeri.
Miris, karena lembaga yang harusnya menangani persoalan ini tak berdaya. Maka begitu bersyukur ketika KPK lahir. Walau dengan Pro Kontra di sana-sini. Wajar sebuah perubahan pasti ada penentangan. Ada yang tak suka bahkan sakit hati. Terlebih ketika penentuan sang ketua menggelinding. Bahkan ICW kala itupun dengan keras menentang Antasari Azhar.
Pelan, bahkan bisa dibilang Cepat. KPK dibawah komando Antasari Azhar menggebrak. Ia menjadi maskot Agent Of Change. Lembaga yang tadinya tak tersentuh ( Dpr/Mpr ) ia
obrak-abrik, dari Pusat hingga daerah ia Momok bagi Pelaksana Pemerintah dan Rekanannya.
Tapi ingat, setiap Perubahan ada Pertentangan. Munir diracun di belanda, Marsinah dibunuh, Antasari ???. Kita tunggu saja. Ada berbagai skenario yang mengemuka di masyarakat. Memang Antasari bersalah karena urusan Wanita, katanya. Dan untuk masalah inipun Sejarah telah mencatat. Betapa banyak Tokoh yang mampu menggoncangkan Dunia dengan Sepak terjangnya jatuh tersungkur disudut kerling wanita. Ken Arok tertatih di pelukan Ken Dedes. Yulius Caesar dengan Cleopatra, atau Soekarno dengan Gadis Jepangnya, dan yang terbaru mungkin Bill Clinton dengan Monica Lewinsky.
Antasari terjatuh karena memang takluk sebagai pria, atau mungkin dijebak untuk jatuh karena ia berbahaya untuk kemapanan. Ia adalah Agent Of Change, martir perubahan. Hanya sejarah yang bisa menjawab. Tapi yang pasti 200 juta putra-putri Negeri Indonesia berharap yang terbaik untuk Bangsa ini.